Sabtu, 16 April 2011

promo .








PROMO - PROMO Shop&Drive Saat ini :- Disc.25% ~ Untuk Pembelian oli Total Quartz 
7000 10W40 4 ltr* Berlaku utk kemasan Galon & Hanya untuk penggantian di tempat
* Periode 01 April - 31 May 2011
- Beli 3 GRATIS 1 ~ Untuk Pembelian Repsol Elite Mutivalvulas 10W40* Berlaku utk kemasan liter & Hanya untuk penggantian di tempat
* Periode 20 Maret - 20 Juni 2011
- Disc 25%
- Fastron kemasan Galon (Fastron 10W40 & Fastron Diesel)Periode : 15 Feb s/d 15 Mei 2011 - (Hanya berlaku untuk penggantian di tempat)
1. Program dengan Bank Mandiri (Periode 15 Maret - 30 Juni 2011)
- Beli 3 Gratis 1 untuk Shell Helix HX 7 (Bensin dan Diesel)
- Beli 2 Gratis 2 untuk Shell Helix Ultra
- Disc 15% utk Shock Absorber (Avanza Xenia, Inova, Panther, Kijang, Taruna, Apv)
  
2. Disc aki 15 % (Periode 15 Maret - 15 Mei 2011)- Berlaku utk GSMF dan GSHY dengan trade in (Aki Mobil)

Minggu, 10 April 2011

interval servis

Perawatan berkala kendaraan dengan interval 10.000 km tentu menjadi poin lebih bagi konsumen. Tapi apakah interval ini masih masuk toleransi mengingat parahnya kemacetan lalu lintas? Dan apakah acuan jarak tempuh masih bisa diberlakukan dalam kondisi ekstrem? 

Harus pintar memilih skala prioritas kebutuhan agar dapat berhemat, perawatan kendaraan pun perlu disiasati. Bila tidak, niat untuk berhemat akan berujung 
pada petaka. Agar tak salah bertindak, interval servis pemilik kendaraan patut menjadi perhatian. Komponen apa saja yang saling bersinggungan saat kendaraan terjebak kemacetan? 

Oli Mesin 

Oli mesin sebagai pelumas komponen bergerak mengalami beban berat ketika kendaraan berada dalam kondisi ‘stop and go’. Gesekan antar-komponen bergerak dalam kondisi ini begitu berat dan memerlukan pelumas yang selalu dalam kondisi optimal. Alhasil, jarak tempuh tak mampu lagi menjadi acuan dalam penggantian oli mesin. 

Sebagai gambaran, dengan jarak tempuh yang sama setiap harinya, waktu tempuh pemilik kendaraan bisa meningkat hingga 1,5 hingga 3 kali lipat lebih lama jika melewati kawasan macet parah. Tak heran bila patokan engine running patut menjadi pertimbangan untuk menentukan interval penggantian oli mesin. 

Mengingat waktu kerja kendaraaan yang meningkat dari semestinya. Ada baiknya memangkas waktu penggantian oli sekitar 25% dari jarak tempuh yang direkomendasikan. Terutama bagi kendaraan lawas, yang pelepasan panas pada cooling system-nya tak seoptimal mobil baru.

Namun setiap ATPM pasti telah melakukan riset mendalam terhadap penggunaan pelumas untuk kendaraan yang dijualnya. Dan sebenarnya, oli mesin yang direkomendasikan ATPM, memiliki kemampuan yang jauh di atas batas rekomendasi perawatan berkala – yang dalam hal ini 10.000 km. 

Menurut Teddy Irawan, Deputy Director PT Nissan Motor Indonesia (NMI). “Penurunan performa pelumas akibat kemacetan yang parah tak serta merta mengubah kebijaksanaan ATPM dalam menentukan waktu servis kendaraan. Selain berskala nasional, kemacetan lalul lintas masih masuk ke dalam batas toleransi penggunaan oli mesin.” 

Filter Udara 

 

Perannya sebagai penyaring debu membuat filter udara menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas oli di dalam mesin. Bila tak mendapat perhatian, debu kotoran dapat menyusup masuk ke dalam ruang bakar. 

Apalagi dalam kondisi macet, debu jalan dapat dengan mudah terisap masuk ke dalam mesin. Efeknya tentu penimbunan kerak di katup dan ruang bakar dapat dengan mudah terjadi. 

Tumpukan karbon tersebut akan membuat penurunan performa oli dalam melumasi. Ikatan karbon yang ditangkap oli dapat menurunkan kualitas dari fungsinya sebagai pelumas. Jadi waktu penggantian oli mesin wajib dipercepat dari semestinya. 

Filter Oli 

Bila ikatan karbon di dalam oli meningkat, tentu fungsi filter oli akan mendapat efek serupa. Fungsinya sebagai penyaring kotoran akan menjadi lebih singkat. 
Tak heran bila penggantian saringan oli menjadi menu wajib ketika oli mesin diganti. Bila diabaikan, kerja pompa oli kian berat akibat sumbatan yang terjadi pada filter oli - meski pada filter oli dilengkapi katup by-pass. 

Oli Transmisi Otomatis 

Tak hanya oli mesin, oli transmisi otomatis pun perlu mendapat perhatian. Perilaku mengemudi wajib diubah. Bila sebelumnya, pengemudi dapat mempertahankan tuas transmisi di posisi D (Drive) saat berhenti di kemacetan, sebaiknya segera diubah pada posisi N (Netral). Hal ini akan meringankan beban komponen di dalam trasmisi dan oli lebih mudah didinginkan. 

Kopling Dan Rem 


Kondisi ‘stop and go’  juga menjadi siksaan berat bagi kopling di kendaraan. Fungsinya sebagai penyalur tenaga mesin ke roda akan bekerja ekstra. Gejala selip saat pedal kopling diangkat perlahan akan membuat kampas pelat kopling cepat terkikis. 

Kondisi serupa juga dialami kampas rem. Sebaiknya, pengemudi rajin menggunakan rem parkir atau tidak menginjak pedal rem dalam waktu lama. Sebab hal ini akan menyebabkan pelepasan panas pada cakram menjadi tidak merata. Dampaknya, cakram akan mudah bergelombang. Langkah Preventif 

1. Periksa Jumlah Oli 

 

Dengan memanfaatkan dipstick,  pemilik kendaraan wajib memantau jumlah oli setiap 2-3 minggu sekali. Pastikan jumlahnya masih dalam batas toleransi atau berada di 
antara batas upper dan lower. 

Terbatasnya pasokan udara segar di ruang mesin akibat udara di sekeliling kendaraan yang panas dapat membuat tingkat penguapan oli mesin kian meninggi. Apalagi bagi kendaraan lawas dan cooling system tidak berkerja optimal. 

2. Cek Air Aki 
Lama dalam kondisi idle,  mewajibkan aki selalu dalam kondisi prima. Kerja electric fan serta blower AC, kerap menyedot pasokan listrik di dalam aki. Selain memastikan kondisi alternator, ketinggian air aki juga wajib dipantau. Berikut dengan kondisi kutup positif dan negatif. 

3. Kebersihan Filter Udara 
Dampaknya terhadap penurunan kualitas oli dan konsumsi bbm membuat pemilik kendaraan perlu membersihkan saringan udara lebih sering. Apalagi bila kendaraan kerap melewati jalan berdebu. Jadi, membersihkan saringan udara tak lagi mengandalkan waktu servis saja. Segera ganti bila filter udara telah menghitam. 

4. Sistem Pendingin Mesin 
Selain memperhatikan jumlah air radiator di reservoir tank, kebersihan dan kondisi kisi-kisi kondensor AC dan radiator wajib dibenahi. Bila tidak, proses pelepasan panas akan terganggu dan berdampak banyak pada performa kendaraan secara keseluruhan. 

5. Bersihkan Busi 

 

Komponen pemantik di ruang bakar ini pun terkena imbas dari kecenderungan rendahnya putaran mesin. Dalam kondisi idle,  kemampuan pemercik bunga api 
atau koil pun tidak sebesar saat putaran mesin sedang atau tinggi. Alhasil, pembakaran tidak sempurna pun mudah terjadi dan berakibat tumpukan karbon di sekitar busi. 

Tak ada salahnya membersihkan busi secara berkala atau sekitar dua minggu sekali di saat week end, agar performa busi selalu optimal. Ganti bila elektroda busi sudah membulat. 

Pilihlah Sekring Yang Cocok - AUTO BILD Indonesia : Automotive Consumer Guidance

Keberadaan sekring di mobil sangatlah penting. Karena mobil memiliki banyak perangkat elektronik dan sistem kelistrikan yang terdiri dari banyak kabel dan komponen. 

Seluruh sistem kelistrikan ini dilindungi oleh pengaman berupa sekring (fuse). Meskipun kecil, tugas yang diembannya sangatlah penting, yaitu menjaga sistem kelistrikan mobil dari beban berlebihan. 


Dalam tugasnya, sekring mengontrol arus listrik pada perangkat.  Seperti lampu, AC, wiper  dan lainnya. Tapi perkembangan teknologi yang kian canggih, membuat penggunaan perangkat elektronik semakin banyak. Misalnya Electronic Control Unit  (ECU), ABS, EBD atau airbag.  Otomatis kebutuhan sekring di mobil pun semakin banyak. 

Sebagai pengaman, masing-masing sekring memiliki kemampuan mengalirkan atau memutus arus sesuai kebutuhan. Kapasitas ini ditunjukkan dalam satuan Ampere (A) di bodinya. Aturan pemakaian sekring harus dipatuhi agar tak terjadi hal-hal yang bisa menimbulkan kerusakan lebih besar. 

Pemasangan sekring dengan nilai Ampere (A) lebih kecil dari kebutuhan, akan menyebabkan sekring tak mampu menahan beban dan cepat putus. 

Sebaliknya, bila kapasitasnya lebih besar dari kebutuhan, beban listrik berlebihan akan masuk ke rangkaian elektronik dan dapat mengakibatkan kerusakan. Paling parah, bila arus yang masuk terlalu besar dan hubungan singkat yang terjadi dapat menimbulkan percikan api. 


Kalau ini sampai terjadi, Anda terpaksa harus mengeluarkan biaya ekstra untuk perbaikan. Itupun bila kerusakan dapat diperbaiki. Jika yang terkena peranti vital kendaraan semacam ECU, tentunya Anda harus menggantinya. 

Makanya desain sekring sekarang juga makin beragam agar lebih aman. Untuk peranti penting dan sensitif terhadap kelebihan arus, biasanya digunakan sekring khusus yang sulit untuk dibongkar pasang dan di berada tempat tersembunyi. Hal ini dialkukan pabrikan untuk mencegah pemilik kendaraan menggantinya sendiri. 

Nah, bila sudah paham pentingnya fungsi sebuah sekring, kenali juga model dan bentuknya agar tak terjadi kesalahan pemasangan. 

1. Sekring blade 
Jenis inilah yang lazim digunakan saat ini. Lebih dikenal dengan sebutan sekring tancap dan mulai populer digunakan di mobil era ‘90-an. 

Bentuknya kotak persegi panjang pipih dengan dua kaki dari pelat tipis. Bagian dalamnya dihubungkan oleh pelat tipis diantara dua kaki. 

Sedangkan sebagai pelindungnya digunakan plastik transparan dengan warna yang disesuaikan kapasitas sekring. Semisal merah buat 10 A atau hijau untuk 30 A. Selain itu di punggung sekring juga tertera angka kapasitasnya. 


Bentuknya yang pipih, memudahkan proses pemasangan selain menghemat tempat. Wajar saja bila model ini menjadi favorit produsen mobil sebagai penganti sekring tabung. Apalagi dimensinya pun kini semakin kecil. 


Kapasitas sekring blade (A)  Warna 
 5Cokelat kekuning-kuningan 
 7,5 Cokelat
 10 Merah
 15 Biru
 20 Kuning
 25 Bening/tidak berwarna
 30 Hijau
2. Sekring kotak 
Serupa dengan sekring tancap, namun memiliki dimensi lebih besar. Biasanya digunakan pada mobil-mobil baru dan diletakkan pada ruang mesin. 

Sekring ini merupakan generasi penerus dari tipe pelat karena memiliki kapasitas yang lebih besar dan dilindungi oleh plastik berwarna sebagai identitas kapasitas sekring (lihat boks). 


Untuk memantau kondisi sekering, pada bagian atasnya digunakan plastik transparan yang di bagian tengahnya dibuat cembung. 

Sedangkan angka kapasitas sekring turut tertera pada plastik transparan tersebut. Untuk kaki sekringnya sendiri, terbagi beberapa pilihan: model tancap atau kaki mirip sekring pelat. 


Kapasitas sekring kotak (A)  Warna  
 30 Merah muda
 40   Hijau
 50 Merah
 60 Kuning
 80 Hitam
 100 Biru
3. Sekring tabung 
Sekring jenis ini kerap digunakan pada mobil era ‘80-an. Berbentuk silinder sehingga lebih dikenal dengan sekring tabung. 

Bagian tengahnya menggunakan kaca yang di dalamnya berisi kawat penghubung kedua kutub. Angka penunjuk kapasitas tertera pada logam di ujung sekring. 


Kelemahan sekring jenis ini adalah ukurannya yang besar. Selain itu sambungan antara kaca dengan logam kutub tabung pun rentan copot. Namun bodi kaca, membuat sekring mudah dideteksi kondisinya. 

4. Sekring pelat 
Biasa digunakan sebagai pengaman pada arus listrik utama. Makanya sekring pelat ini memiliki kapasitas Ampere yang besar, biasanya di atas 30 A. Kapasitasnya sendiri dapat dilihat di bawah pelat penghubung. 

Sekring model ini dilengkapi pelindung dari plastik hitam. Pemasangannya agak sulit, karena pelat penghantar arus diikatkan ke kedua kutubnya dengan baut. Dimensi yang besar dan tidak praktis, membuat sekring ini mulai ditinggalkan. 

5. Sekring cartridge 
Lebih dikenal dengan sekring batu. Komponen berbahan keramik ini sudah tidak lagi digunakan pada mobil modern. Bentuknya seperti kapsul dengan kedua ujung kerucut dilapisi logam. 

Pelat penghubung kedua kutub berbahan kuningan dan tidak terbungkus. Angka pengukur batas kemampuan arus listrik terdapat di badan sekring.